I will survive, as long as I know how to hate. -Nigel
First of all, gue belum nonton film pertamanya, haha. Gue juga minta maaf karena udah lama gak nulis (emang ada yang baca?)
Jelas "Rio 2" merupakan kelanjutan dari Rio dan lokasi ceritanya masih di sekitar Amerika Selatan dan mengandung sedikit kebudayaan Brazil. Kesukesan film pertamanya jelas membuat Carlos Saldanha tak berlama-lamam merencanakan sekuel. "Rio 2" diproduksi dengan budget sebesar 103 juta dollar AS dan didistribusi oleh 20th Century Fox. Beberapa bintang pun kembali menjadi voice actor seperti Anne Hathaway dan Jesse Eisenberg. Meskipun "Rio 2" masih berlatar di sekitar Amerika Selatan, Hutan Amazon jelas cukup jauh dari kota Rio sehingga riset mesti dilakukan. Anyway, apa sih yang diceritakan "Rio 2" dan seberapa bagusnya film ini?
"Rio 2" menceritakan kelanjutan dari kisah cinta Blu (Jesse Eisenberg) dan Jewel (Anne Hathaway). Mereka tidak lagi hidup berdua melainkan bersama ketiga anak mereka, yaitu Carla (Rachel Crow), Bia (Amandla Stenberg) dan Tiago (Pierce Gagnon). Carla mempunyai hobi mendengarkan musik, Bia senang membaca buku, sedangkan Tiago sangat usil. Suatu hari, kedua sahabat mereka, Linda (Leslie Mann) dan Tulio (Rodrigo Santoro) pergi menjelajahi Amazon dan menemukan bukti adanya burung makau biru. Mereka mengungumkannya di TV. Jewel yang melihat mereka terkejut mendengarkan hal itu. Ia langsung membujuk keluarganya untuk mengunjungi Amazon. Blu tadinya agak ragu karena ia belum pernah ke alam liar, namun demi Jewel, ia setuju untuk pergi ke Amazon. Keluarga mereka ditemani oleh Rafael (George Lopez), Nico (Jamie Foxx), dan Pedro (will.i.am).
Sampai disana, Blue sulit beraaptasi di Amazon. Apalagi mertuanya, Eduardo (Andy Garcia), boleh dibilang cukup kuno dan keras. Ia juga merasa tersaingi oleh kehadiran Roberto (Bruno Mars), teman masa kecil Jewel. Linda yang berniat menyelamatkan hutan Amazon dengan cara menemukan burung makau biru malah menemukan rintangan dalam bentuk sekelompok orang yang menebang hutan secara ilegal. Tidak hanya itu, tapi ada Nigel (Jemaine Clement) dan Gabi (Kristin Chenoweth) yang mengikuti mereka untuk membalas dendam kepada Blu.
Overall, gue lebih suka Rio 2 daripada Frozen (yang menurut gue overrated). Tapi ada dua hal yang gak gue suka dari dua film ini: pace filmnya cepet banget. Padahal dulu film kartun yang penuh dengan lagu juga masih dapat berjalan dengan pace yang tepat dan membangung relasi antara karakter-karakternya dengan cukup stabil. Contohnya, Lion King mampu membangun ikatan antara Simba dengan Mufasa maupun dengan Timon & Pumbaa. Lalu Tarzan juga mampu menunjukkan ikatan batin antara Kala dan Tarzan, dan membangun chemistry antara Tarzan dan Jane. Ada juga Up -walaupun bukan musikal- yang mampu membuat penonton menangis dengan kisah cinta Carl & Ellie yang tidak sampai 1/2 jam, namun sudah menyentuh. Frozen sudah membangun hubungan antara Elsa dan Anna, tapi agak dikacaukan dengan adegan dimana Anna yang membeku, which I think, pengen banget bikin penonton nangis. Selain itu, hubungan mereka dengan karakter-karakter lainnya diolah dengan kurang baik.
Gue ngerti kalau relasi antara Blu, Jewel, dan kawan-kawan mereka tidak terlalu...dibangun karena mungkin hal itu sudah ada di film sebelumnya. Tapi bagaimana dengan hubungan Jewel & Blu dengan ayah -atau dalam kasus Blu, ayah mertua- mereka? Atau dengan anak-anak mereka? Dalam hal ini, harusnya mereka bisa mencontek Shrek 2 sedikit. I'm sorry for comparing Rio 2 with so many films, lol.
Blue kinda reminds me of Woody Allen, lol. Paranoid, city man, dan sedikit...awkward. Gue suka dengan Jewel because she's just another girl from animation movie. Dia punya keinginan dan punya hal yang disampaikan. Maksud gue dari keinginan bukan hanya ingin menikah dengan pacarnya, atau blablabla. Jewel lebih dari objek yang digunakan untuk melengkapi Blu. She's a subject.
My favorite character is definitely Nigel. Seriously, he's hilarious and classy at the same time! Kelebayannya dia mengingatkan gue pada Scar dari Lion King, cuma lebih kocak aja. Coba aja dia dikasih lebih banyak quote Shakespeare atau wittier dialogue. Gabi sendiri sangat megagumi dan terobsesi dengan Nigel, padahal jelas-jelas Nigel hanya menggunakan Gabi. Dia dan Gabi bagaikan Joker dan Harley Quinn. They're just so whacky and love to be a part of 'play'.
Salah satu hal yang gue suka dari Rio 2 adalah plot film ini mengandung banyak unsur pop culture. Mulai dari GPS, iPod, sampe ada parodi lagu-lagu pop, bahkan hip-hop, haha. Di film ini juga ada beberapa adegan sepak bola. Gue pribadi sih gak keberatan film ini mempromosikan FIFA, World Cup, apapun itu, ataupun tim Brazil. Malah menurut gue itu pintar banget.
Hal-hal teknis lainnya seperti gambar, musik, dan voice-acting bagus banget. Gue suka banget animasi, gambar, -apapun istilahnya- Rio 2. Keren, indah, modern, colorful banget, dan mata gue gak sakit waktu nonton, haha. Terkadang animasi yang diproduksi diluar Disney, -menurut gue- kurang halus dan terlalu computer-ish. Untung hal ini tidak terjadi di Rio 2. Gue gak tahu apakah bener musiknya memang mengandung unsur musik Brazil (since I'm not a fan of Brazilian music), tapi lagu-lagunya lebih refreshing dan unik untuk didengar, beda banget dari Frozen yang menurut gue mainstream. Memang Rio 2 gak punya lagu yang catchy atau gampang dinyanyiin, tapi kualitasnya lebih bagus daripada Frozen. Apalagi ada Bruno Mars, hip-hop, sampai klasik, terdengar di film Rio 2.
Secara keseluruhan, Rio 2 mempunyai plot yang penuh pop culture, voice-actor yang bagus, animasi yang sangat, sangat, SANGAT, indah, dan musik yang refreshing, keren, dan variatif. Sayang sekali durasi film ini cukup pendek. 8/10
pic cr:
zonaomg.com
thesun.co.uk
itsartmag.com