Punch-Drunk Love
Type Here to Get Search Results !

Punch-Drunk Love

I have a love in my life. It makes me stronger than anything you can imagine. -Barry

Gue udah lama banget kepengen nonton film ini, dan baru kesampaian beberapa hari yang lalu karena gue gagal terus download nih film, bahkan abang-abang di PGC ngira gue nyari DVD Punk In Love-__-  Punch-Drunk Love adalah film keempat PT Anderson.  Heran juga kenapa filmmaker sehebat PT Anderson mau mengambil genre rom-com.  Sebenarnya gue prediksi ini bakalan kayak When Harry Met Sally, Annie Hall, atau Eternal Sunshine of the Spotless Mind (yang sampe sekarang belum gue tonton).  Tapi karena genre rom-com ini dipegang PT Anderson, gue langsung tahu kalau ini bukan rom-com biasa (?)

A/N : Sinopsis gue copas dari mbak niken

Barry Egan (Adam Sandler), tumbuh bersama 7 saudara perempuan yang kerap mengatur dan mengejeknya. Rupanya hal ini membuatnya menjadi seorang pria labil yang tidak percaya diri, introvert dan kesepian. Sampai kemudian akhirnya ia terpaksa menelepon sex-call, hanya untuk kepengen mengobrol dengan orang yang bisa diajaknya bicara. Dari sinilah kekacauan dimulai, ketika akhirnya gadis yang ditelponnya ini berusaha memerasnya, dan membuat Barry kesulitan dalam memulai hubungan percintaannya dengan Lena Leonard (Emily Watson).
 

Gak tahu kenapa, gue tetep lebih suka nonton Magnolia (1999) daripada PDL.  Mungkin karena Magnolia mempunyai pace yang lebih cepat dibandingkan PDL, walaupun Magnolia berdurasi tiga jam.  Bahkan diawal-awal gue udah ada feeling PDL akan menjadi film 'bisu' khas Kim Ki-duk.  Untung gue tetap stay di HBO karena Anderson menawarkan sesuatu yang menarik dalam kisah cinta Barry dan Lena.

Gue sendiri bingung apakah hubungan antara Barry dan Lena adalah cinta yang instan, atau hanya ketertarikan biasa.  Tapi itu tidak masalah, karena inti cerita romantis adalah dua orang atau lebih yang mengalami cinta atau ketertarikan dalam konteks romantis (teori gue loh).  Tadinya gue sempat bingung dan mengerutkan kening waktu Barry ngomong : I have a love in my life.  Love?  Kenapa dia bilang love?  Gue termasuk orang yang gak percaya dengan love at first sight, jatuh cinta yang instan, atau sampah lainnya.  

Inilah masalah gue dengan beberapa film indie-romantic.  Mereka hanya memperlihatkan dua orang dalam kecanggungan dan tiba-tiba, poof, jadilah cinta.  Kalau kecanggungan seperti di film-film Woody Allen, gue tentu paham karena ada komunikasi.  Bagaimana mungkin dua orang bisa jatuh cinta tanpa proses yang jelas?  Apa bedanya dengan ketertarikan fisik ataupun film-film cheesy-teen-flick dimana karakter-karakternya naksir (sekali lagi, menurut gue naksir, bukan cinta) karena tampang karakter lainnya?  Emosi yang diperlihatkan?  I don't get the emotion, only beautiful visual.  Ini juga alasan gue gak percaya love at first sight - apa bedanya dengan ketertarikan fisik?  Cinta itu kan udah meliputi segalanya, yang di dalam dan diluar.  Kesimpulannya, entah banyak yang film indie yang komunikasi dan emosinya dewa banget sampe gue gak ngeh, atau itu cuma bullshit yang dikira cinta.  

Balik ke masalah Barry tadi.  Gue agak kecewa karena Anderson gak menyediakan dialog ataupun memberikan quote-quote cerdas seperti Magnolia.  Memang Barry dan Lena juga mempunyai proses seperti kencan dan sebagainya, tapi menurut gue itu terasa singkat.  Gue kira film ini bakalan kayak When Harry Met Sally ataupun Annie Hall.  Gue mengerti kenapa Barry bisa dengan cepat attached ke Lena, karena dia merindukan, atau craving, akan wanita yang mau mengerti dia, yang tidak akan menekan atau mem-bully-nya.  Kehadiran sosok Lena memang tepat sekali bagi Barry, apalagi Lena membalas perasaan Barry.  Bisa saja yang dirasakan Barry adalah ketergantungan pada Lena, bukan cinta.  Karena itu gue maafkan aja, dan gue anggap dia 'keceplosan'.  


Tapi bagaimana dengan Lena?  Mengapa dia bisa jatuh cinta dengan Barry yang notabene seorang freak.  Apalagi Lena mengatakan bahwa dia sendiri pernah menikah dan berkencan, itu tandanya Lena pernah merasakan cinta yang dibalas.  Selain fakta bahwa keadaannya kebalikan dari Barry (mempunyai banyak brothers, tapi tidak ada sister) tidak ada kesamaan antara Lena dan Barry.  Kalau mereka sama-sama gila seperti Benny and Joon ataupun Silver Linings Playbook, gue ngerti.  Lah ini yang satunya gila, tapi yang satunya normal.  Tapi akhirnya gue mengerti juga.  Gue ini K-Poper, gak tahu kenapa, tiba-tiba gue suka Big Bang pas Blue (2012) keluar.  Mungkin karena perasaan gue sebagai K-Poper gue tahu dan mengerti 'cinta gila'.  Gue sadar kok gue gak cinta Big Bang, dan sadar banyak lagu mereka yang sampah (wow, craptastic baby) tapi mereka punya style yang beda dari boyband lain.  Comeback-nya aja beda, gak lagu dance melulu *batuk*  Seperti yang gue bilang, gue sadar kalau gue gak cinta Big Bang, bahkan gue harus research beberapa bulan baru jadi VIP (fandomnya Big Bang).  Makanya gue tetap gak bisa mengerti pikiran dan perasaan Lena sepenuhnya. Karena itu, gue cuma bisa menyimpulkan kalau tujuannya Anderson emang menceritakan cinta yang gila dan instan.

Rasanya tidak salah kalau banyak orang bilang bahwa film adalah puncak kemampuan akting Adam Sandler.  Gila, benar-benar gak nyangka gue Sandler bisa kayak gini.  Agak mengingatkan gue pada Dustin Hoffman di Rain Main.  Sedikit annoying, namun tetap lovable.  Gue sih (lagi-lagi) kurang puas dengan karakter Lena.  Problem-nya bukan di akting, namun di karakternya alias dari sononya.  Karakter Lena mirip Betsy di Taxi Driver, alias tempelan doang.  Akan lebih baik jika Anderson memberikan sedikit warna pada karakter Emily seperti Celine, Sally, Annie, ataupun Summer.  Walaupun begitu, Sandler-Watson tetap memberikan chemistry yang apik sepanjang film.

Gue suka banget visual dan musik film ini.  Apalagi siluet Barry dan Lena yang sedang berciuman.  Saking indahnya adegan itu, gue cuek dan lupain fakta bahwa adegan itu lumayan corny.  Gak nyangka adegan yang corny gitu bisa jadi indah banget kalau ditangani sutradara yang benar.  Soundtrack-nya yang mempunyai atmosfir cheesy-romantic dan polos benar-benar cocok dengan film ini.  Bahkan gue gak nyangka gue bisa suka banget sama lagu He Needs Me yang dinyanyikan oleh Shelley Duvall.  Sebenarnya suaranya Shelley Duvall biasa aja, dan arrange musiknya juga biasa aja.  Mungkin gue suka sama lagu ini karena ketika lagu ini diputar gue langsung membayangkan Barry dan Emily.

Untuk film yang ini, gue memutuskan untuk gak memberikan nilai dulu.  Gue merasa gue belum mengerti film ini, dan rasanya gak adil kalau gue memberikan nilai yang rendah atau biasa cuma karena gue gak connect dengan filmnya dan berbeda pendapat dengan PT Anderson.

But overall, PT Anderson can change a very chessy story plus Adam Sandler into a great journey of a man's life and his new love.  

pic cr : cinemarant.com
failedcritics.com
andsoitbeginsfilms.com

     

Top Post Ad

Below Post Ad