Seeking revenge is the best cure for some who has been hurt. ... But, what happens after you've had your revenge? -Lee Woo Jin
Nah, ini dia salah satu film Korea yang paling terkenal. Gue sendiri tahu film ini lewat variety show dan drama Korea yang memparodikan atau merefrensikan 'orang yang dikurung memakan fried dumpling selama lima belas tahun'. Tuh kan, saking terkenalnya, film ini masih direfrensikan oleh drama dan variety show Korea, bahkan sampai pengen di remake. Memang, apa sih bagusnya film Oldboy?
Oh Dae Sun (Choi Min Sik) adalah seseorang yang tidak mempunyai hidup yang lurus. Meskipun begitu, ia tetap mencintai istri dan anaknya. Pada suatu malam, Oh Dae Su dan temannya keluar dari kantor polisi dan memutuskan untuk menelpon keluarga Dae Su. Tapi saat si teman berbicara dengan si istri, Dae Su menghilang.
15 tahun berlalu dan Dae Su akhirnya bebas. Dia bertemu dengan seorang wanita muda bernama Mi Do (Kang Hye Jung). Mi Do yang terpesona dengan karisma Dae Su, menemani dan membantu Dae Su untuk membalaskan dendamnya. Sampai akhirnya ia bertemu dengan sang antagonis, Lee Woo Jin (Yoo Ji Tae)
Gue jarang menemukan film Korea dengan sinematografi yang beda banget. Biasanya mereka avarage lah, 6-7 from 1 to 10. Tapi film ini, keren banget sinematografinya! I give it 10 from 1 to 10!!! Park Chan Wook tidak hanya memberikan sinematografi yang unik di film Oldboy, tapi ia juga berhasil mengulangi prestasinya di film Sympathy for Lady Vengeance dan I'm a Cyborg, but that's OK!
Park Chan Wook bukan satu-satunya orang di belakang layar yang patut dipuji. Jo Yeong Wook di departemen musik berhasil membawakan alunan melodi yang sangat overwhelming. Musiknya hadir di saat yang tepat. Entah untuk menyentuh penonton, atau menegangkan penonton, Jo Yeong Wook berhasil melakukannya.
Park Chan Wook mengambil keputusan yang berani, karena film ini cukup berbeda dari komiknya. Oldboy hanya mengambil inti cerita, yaitu seorang pria yang diculik selama belasan tahun tanpa mengetahui alasannya ataupun si penculik. Selain itu, semuanya cukup berbeda. Karakter Oh Dae Su yang di komik pun cukup berbeda dengan yang ada di film. Seandainya Park Chan Wook benar-benar mengikuti komik, akting Choi Min Sik di film ini tidak akan menjadi selegendaris sekarang. Park Chan Wook benar-benar melebarkan ruang eksplorasi bagi aktor-aktornya. Oh Dae Su memang protagonis dari film ini, tapi perbuatan-perbuatan sadisnya tidak membuat dia orang 'suci' seperti Harry Potter, Batman, dll.
Park juga tidak dengan setengah-setengah 'mengkhianati' komik Oldboy. Ia konsisten, ia tidak hanya mengubah jalan cerita, tapi juga karakter Dae Su, bahkan tidak memasukkan beberapa karakter komik. Hal itulah yang menyempurnakan film ini. Seandainya Park dengan setengah-setengah 'mengkhianati' komik, hal ini bisa membingungkan penonton dengan jalan cerita yang tidak konsisten, ataupun kemampuan akting yang biasa.
Penampilan Choi Min Sik mengingatkan gue pada penampilan-penampilan dari Jack Nicholson dan Robert de Niro. Gila dan emosional. Well, sebenarnya lebih kearah Jack Nicholson. Bisa lihat kan dari foto diatas, kalau Choi Min Sik dan Jack Nicholson punya ekspresi gila yang sangat kuat? Lihat kan? LIHAT KAN?!!!
Ehem (gaya Dolores Umbridge di Harry Potter), back to the topic. Lee Woo Jin (Yoo Ji Tae) mengingatkan gue sedikit pada Hannibal Lecter, yaitu orang gila yang rapi. Jika kita hanya melihat dari permukaan, Woo Jin adalah perwujudan laki-laki idaman, pintar, kaya, dan wajah yang diatas rata-rata. Tapi ia 'sakit' di dalam. Baik sakit hati dan sakit mental. Hanya saja, Woo Jin lebih manusiawi daripada Lecter. Ia tidak hanya sakit secara mental, tapi juga sakit secara fisik. Woo Jin adalah perwujudan antagonis yang benar-benar lemah, bukan antagonis yang sepertinya terlalu kuat untuk dikalahkan. Selain itu, Woo Jin juga punya kelemahan tersendiri yang bisa mengacaukan pikiran dan emosinya. Dan Yoo Ji Tae mendalami karater Woo Jin dengan sangat bagus. Sayang sekali banyak orang lebih memberikan perhatian pada Choi Min Sik.
Jangan lupa Mi Do, wanita yang pertama kali menyentuh Dae Su. Wajar saja bagi Dae Su dengan cepat tertarik dengan Mi Do karena ia tidak pernah berhubungan dengan wanita selama 15 tahun. Tapi apa yang membuat Mi Do terpesona dengan Dae Su? Apakah karena Mi Do punya taste tertentu pada pria yang lebih tua? Atau karena Dae Su mempunyai cerita tragis yang menarik? But, just calm down. This movie has the answer. Karakter Mi Do seperti Cosette di novel Les Miserables, yaitu cahaya terang di film ini. Mi Do sebenarnya bukan karakter yang kompleks, ataupun mempunyai kelebihan tertentu, tapi karena ia adalah karakter yang paling...polos di film ini. Ia tidak mempunyai motif apapun. Boleh dibilang ia terjebak dengan Dae Su. Tapi ia tetap mendampingi Dae Su, dan penetral dari Dae Su yang gelap dan penuh dengan keinginan untuk balas dendam.
Overall, Oldboy is one of the most fascinating movie I've ever watched, with so much twist, amazing plot, and amazing performances. 10/10
pic cr :
blog.mihmilon.com
trendlifemagazine.com
mubi.com
beyondhollywood.com
Oldboy
February 26, 2022
Tags