Cinema Paradiso #1 : The Beginning
Type Here to Get Search Results !

Cinema Paradiso #1 : The Beginning

Yah, berhubung gue lagi bokek males ke bioskop, gue mau curhat sedikit kenapa gue jadi penggemar film. Baca ya? Ikutan ya? BACA YA?!

...
...
...

Hmm...mendadak gue sendiri bingung kenapa dan kapan gue jadi penggemar film.  Oke deh, sambil nulis, gue akan ikut dan berpikir dan cari kesimpulannya.

 
Genre pertama yang gue suka adalah horor.  Dari kecil gue suka banget nonton film horor.  Kata nyokap gue, kalau kecil gue susah diajak tidur karena demen nonton film/sinetron horor di tipi.  Kalau diajak tidur bareng ortu, biasanya gue kabur ke kamar eyang gue dan numpang nonton disitu.  Tapi, bukan berarti gue itu orang yang pemberani.  Gue demen nonton film horor karena kepo ceritanya kayak apa.  Terus kalau udah kepo, biasanya gue ke bagian DVD di mall (belum ada internet di rumah gue) dan baca sinopsis di belakang dvd.  Tapi tetap aja kepo karena gak ada ending-nya.  Hobi nonton film horor gue sempat terhenti waktu SD kelas 3-4 dan lanjut waktu kelas 5 / 6 karena mbak (pembantu) gue demen koleksi DVD film hororDan karena sering nonton, gue akhirnya terbiasa nonton film horor dan udah gak terlalu takut lagi (pengecualian untuk film-film Thailand).  Dan...sampai sekarang gue masih sangat menyukai bacaan mistis, setan (especially Sadako and Kuchisake-Onna!) dan film horor.  Dan menakuti-nakuti orang.

Waktu gue kecil, bokap gue sering beliin DVD bajakan film anak-anak.  Mungkin karena udah biasa nonton DVD bajakan, gue jadi males ke bioskop, hehe.  Oke, hobi ini ternyata cukup membangun ketertarikan *pip* kecil dengan film.  Kalau gak salah, waktu itu malam tahun baru, dan keluarga gue ngumpul di TV buat nonton film.  Hayo, tebak dulu film ini sering diputar loh, sekarang sih udah jarang.  Ayo, tebak.  Oke, waktu nebaknya udah cukup.  Filmnya adalah Titanic!  Sebagai anak kecil, gue jarang banget memperhatikan cerita film ataupun kepo dengan ending film kecuali film horor.  Ternyata perkenalan gue dengan Titanic membuat gue sempet jadi fans gila filmnya.  Gue jadi sering browse tentang Titanic, bahkan pinjam DVDnya om gue yangsampaisekaranggakdibalikkin. Waktu DVDnya belum ada, gue yang baru berumur 8 tahun nekat begadang sampai jam 12 malem buat nonton Titanic doang di tipi.  Selain film Titanic, film yang membuat gue jadi terobsesi sementara dengan tragedi (?) adalah The Patriot.  Anehnya, gue gak nangis waktu beberapa tokoh meninggal, gue justru nangis waktu mau tidur-_-  Emang sih, habis nonton film The Patriot, gue jadi kepikiran nasib dan perasaan tokoh-tokoh di film itu.


Di antara Superman, Batman, dan Spiderman, tokoh kesukaan gue itu Batman.  Seperti yang gue tulis di paragraf sebelumnya, gue itu tertarik dengan hal-hal yang bersifat horor dan mistis, hal itu juga (yang mungkin tidak sengaja) membuat gue suka dengan warna hitam dan hal-hal gotik.  Alasan utama gue suka sama Batman waktu kecil sih karena dia pake kostum warna hitam dan lambangnya kelalawar.  Kelalawar kan identik dengan vampir, dan gue cukup terobsesi dengan vampir (nope, not that fcking fake vampire called edward 'cullun').  Tapi setelah otak gue berkembang, alasan gue menyukai Batman juga ditambah dengan fakta bahwa dia gak punya kekuatan yang benar-benar super seperti Superman, Spiderman, dan Wonder Woman.  Anyway, fakta gak penting tentang gue adalah Christian Bale adalah Batman favorit gue dan Anne Hathaway adalah Catwoman favorit gue.

Setelah ketiga film itu, gak ada lagi film yang berhasil meninggalkan kesan kuat bagi gue.  Sampai gue nonton Rain Man.  Yeay, gue bersyukur banget dulu nyokap ngebolehin buat langganan channel film!  Dan itu takdir atau apa, gue lagi gak ada kerjaan dan PR, terus gue pas nonton Star Movies (sekarang udah gak ada).  Gue nonton film itu karena gak sengaja lihat muka Tom Cruise.  Oh iya, gue tahu Tom Cruise bukan dari Mission Impossible, tapi Far and Away, filmnya Cruise dengan Nicole Kidman.  Gak tahu kenapa, mata gue tetap melekat pada TV, dan ngikutin cerita dan tiap adegan dengan baik.  Selama gue nonton itu, gue cuma mikir, gila...yang jadi orang autis keren banget!  Maklumin yah, waktu kecil selera film gue parah banget, jadi gak tahu kalo itu om Dustin Hoffman-_-  Anyway, setelah gue pikir-pikir ulang, hal ini cukup aneh karena gue gak suka drama.  Waktu itu gue cuma suka film musikal, kartun, dan horor.  Gue gak suka drama.  Gue kira semua film drama itu lebay kayak sinetron. 

 
Dua film yang bikin gue jadi suka film (bukan suka nonton kayak dulu) adalah (500) Days of Summer dan Kramer vs Kramer.  Sekali lagi gue bersyukur kepada mak gue (yang dulu) langganan channel film.  Entah kenapa, gue jadi suka dan fascinated sama dua film itu.  Ada sesuatu yang berbeda.  Terutama (500) Days of Summer, karena ending-nya yang gak pernah gue temukan di film-film romantis.

Gue dapat inspirasi buat review film itu dari lovelydramakorea.blogspot.com.  Dari blog itu gue tahu istilah review.  Gue kira review itu cuma sekedar jalan cerita, musik, akting, dll.  Tapi gue mulai baca blog film lain.  Dan ternyata me-review film itu lebih dari sekedar menilai permukaan.  Yah, sebenarnya gue sering frustasi kenapa tulisan gue gak bisa bagus kayak yang lain, dan kenapa penilaian dan observasi gue kurang dalam, makanya gue sering 'les' dari blog film lain.  Dan gue harap itu bisa membantu.

Untuk saat ini, gue belum bisa cerita apa dampak film bagi gue.  Mungkin beberapa tahun kemudian gue bisa melihat ke belakang dan melihat film-film yang telah gue tonton dan akibatnya.

pic cr :
komporlagimeleduk.wordpress.com
photos.lucywho.com
imdb.com 

Top Post Ad

Below Post Ad